Bicara soal perempuan hebat, ada sedikit cerita tentang sosok perempuan lain yang berbeda generasi dari RA Kartini. Perempuan yang untuknya tidak ada lagu pujian. Pahlawan yang jarang disebut namanya. pahlawan yang tidak pernah diungkit sejarahnya. Laksamana perempuan pertama di dunia. Petarung garis depan. Pemimpin laskar Inong Balee yang disegani musuh dan kawan. Dialah Laksamana Malahayati.
Kisah Laksamana Malahayati walaupun tidak banyak, semua bercerita tentang kepahlawanannya. Pada saat dibentuk pasukan yang prajuritnya terdiri dari para janda yang kemudian dikenal dengan nama pasukan Inong Balee, Malahayati adalah panglimanya (suami Malahayati sendiri gugur pada pertempuran melawan Portugis). Konon kabarnya, pembentukan Inong Balee sendiri adalah hasil buah pikiran Malahayati. Malahayati juga membangun benteng bersama pasukannya dan benteng tersebut dinamai Benteng Inong Balee.
Karir militer Malahayati terus menanjak hingga ia menduduki jabatan tertinggi di angkatan laut Kerajaan Aceh kala itu. Sebagaimana layaknya para pemimpin jaman itu, Laksamana Malahayati turut bertempur di garis depan melawan kekuatan Portugis dan Belanda yang hendak menguasai jalur laut Selat Malaka.
Di bawah kepemimpinan Malahayati, Angkatan Laut Kerajaan Aceh terbilang besar dengan armada yang terdiri dari ratusan kapal perang. Adalah Cornelis de Houtman, orang Belanda pertama yang tiba di Indonesia, pada kunjungannya yang ke dua mencoba untuk menggoyang kekuasaan Aceh pada tahun 1599. Cornelis de Houtman yang terkenal berangasan, kali ini ketemu batunya. Alih-alih bisa meruntuhkan Aceh, armadanya malah porak poranda digebuk armada Laksamana Malahayati. Banyak orang-orangnya yang ditawan dan Cornelis de Houtman sendiri mati dibunuh oleh Laksamana Malahayati pada tanggal 11 September 1599.
Selain armada Belanda, Laksamana Malahayati juga berhasil menggebuk armada Portugis. Reputasi Malahayati sebagai penjaga pintu gerbang kerajaan membuat Inggris yang belakangan masuk ke wilayah ini, memilih untuk menempuh jalan damai. Surat baik-baik dari Ratu Elizabeth I yang dibawa oleh James Lancaster untuk Sultan Aceh, membuka jalan bagi Inggris untuk menuju Jawa dan membuka pos dagang di Banten. Keberhasilan ini membuat James Lancaster dianugrahi gelar bangsawan sepulangnya ia ke Inggris.
Ketika Negara-negara maju berkoar masalah kesetaraan gender terutama terhadap Negara berkembang dewasa ini, wilayah nusantara telah lama mempunyai pahlawan gender yang luar biasa. Laksamana perang wanita pertama di dunia.
Nama Malahayati saat ini terserak di mana-mana, sebagai nama jalan, pelabuhan, rumah sakit, perguruan tinggi dan tentu saja … nama kapal perang. KRI Malahayati, satu dari tiga fregat berpeluru kendali MM-38 Exocet kelas Fatahillah. Bahkan lukisannya diabadikan di museum kapal selam surabaya. di Pun demikian, entah kenapa tak banyak yang mengenal namanya. “Siapa sih Malahayati itu?” begitu sering kita dengar. Hanya ada jawaban, “Oh, dia itu Laksamana“.
Laksamana Malahayati ….
Senin, 20 April 2009
Minggu, 19 April 2009
Kiat agar dicintai suami
* Istri yang shalehah selalu konsisten dalam menjalankan agama Allah lahir dan batin, tanpa ragu, malas ataupun nafsu. Tidak ada masalah antara dirinya dengan sang suaminya dalam masalah ketaatan terhadap Allah SWT dan Rasulullah saw. Senantiasa menjalankan syariat, menjauhi semua larangan-Nya. Dia adalah istri yang sangat komitmen dengan penuh kesadaran.
* Akhlaknya baik, sikapnya tenang, lembut dan fleksibel, ucapannya bagus, penampilannya sederhana, perilakunya konsisten, tidak dengki, tidak pula pendendam, tidak membangkang perintah suaminya, juga tidak sombong.
* Dia menuntut ilmu syariat, mengetahui kedudukan ilmu dan keutamaannya serta urgensinya. Dia antusias dalam menuntutnya, memiliki suatu metode ilmiah yang sesuai kemampuannya. Dia meneladani para Ummahatul Mukminin dan para istri pendahulu umat ini dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya
* Dia mengerti kedudukan suami yang telah digariskan oleh islam. Dia menunaikan kewajibannya dengan sesempurna mungkin, berdasarkan kesadaran bahwa kewajiban ini merupakan ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT
* Dia memiliki kepekaan untuk meminta keridhaan dari sang suami. Perasaannya kuat dan tajam. Dia memiliki wajah yang berseri-seri dan cerah yang semakin menambah kebahagiaan rumah tangganya
* Dia siap berkorban, menafikkan pribadinya dan melupakan dirinya sendiri serta lebih mengutamakan suaminya daripada diri sendiri. Mendahulukan keridhaan suami daripada keridhaan dirinya sendiri, keiinginan suami daripada keinginannya sendiri, hal yang disukai oleh sang suami daripada yang disukai oleh dirinya sendiri. Ketaatannya dalam hal selain maksiat benar-benar tulus murni berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam. Apabila dia kehilangan suami, seolah-olah dia kehilangan udara untuk bernafas
* Seorang istri yang hemat, tidak boros dan tidak berbangga diri dengan harta suaminya jika sang suami kaya, tidak pula mengeluhkan sedikitnya harta jika sang suami miskin. Dia tahu kapan harus berinfak, dia dermawan dan tidak kikir, pandai mengatur keuangan dan tidak menghambur-hamburkan uang. Rela dengan pembagian dari Allah SWT dalam segala hal, puas dengan rezeki yang Allah SWT karuniakan kepadanya
* Dia tidak tergiur dunia seperti istri lainnya yang mengoleksi banyak pakaian, jajanan, perhiasan dan emas. Sebaliknya, dia cerdas dan bersikap zuhud, dia mengoleksi perhiasan rumah tangganya di dunia dengan iman dan amal shaleh, di akhirat dengan penerimaan di sisi Tuhannya
* Dia memperhatikan kecantikan diri, menebar aroma harum, membuat suasana rumah menjadi nyaman
* Berterima kasih kepada suami atas kerja keras dan kelelahannya dalam mencukupi diri dan anak-anaknya. Berterima kasih juga atas terpenuhinya kebutuhan primer, seperti makanan dan minuman yang diusahakan suami. Senantiasa mendoakan suami agar memperoleh ganjaran dan pahala pengganti dari jerih payahnya serta tidak mengingkari kenikmatan yang diberikan suami
* Berbakti kepada keluarga suami, yakni orang tua dan saudara-saudaranya serta menjalin silaturahim dengan mereka dala rangka menyenangkan hati suami sekaligus menjalankan perintah Allah SWT
* Dia adalah seorang istri yang cerdas dan bijaksana, tidak mengeluhkan suaminya kepada seorang pun, meski kepada kedua orangtuanya sekalipun. Apabila suatu masalah menjadi serius, dia bersama suaminya berkonsultasi kepada ulama yang bertakwa dan shaleh, itupun dalam batasan yang paling ketat. Dia tidak membocorkan rahasia-rahasia rumah tangganya, menasehati suaminya untuk menjaga adab, bersikap tawadhu, cinta dan berakhlak baik
* Dia tetap tinggal di rumahnya. Dia keluar rumah untuk suatu keperluan, bukan untuk memuaskan hawa nafsu ataupun menghabiskan waktunya. Apabila hendak keluar rumah, dia meminta izin dari suami. Dia keluar rumah dengan pakaian menutup aurat, tidak memakai wewangian, berjalan dengan sikap tawadhu dengan penuh adab, penuh rasa malu dan tenang. Dia tidak menggubris suara-suara yang ditujukan kepadanya di jalanan dan tidak memakai gelang kaki ataupun sepatu yang berbunyi sewaktu dipijakkan ke tanah
* Dia menaruh perhatian besar pada pendidikan islam yang benar dan sempurna bagi anak-anaknya, bukan sekedar kulit dan penampilan. Targetnya adalah menyiapkan sebuah generasi shaleh mujahid yang mengusung panji dakwah menjalankan perintah Allah SWT
* Istri yang shaleh sangat menjaga waktu dan mengerti betul untuk apa dia menggunakannya. Dia tidak memiliki waktu untuk bergosip, membicarakan dunia atau bersenda gurau. Majelisnya hanyalah majelis-majelis dzikir, perdamaian antar manusia, amar ma’ruf dan nahi munkar
* Istri shalehah senantiasa beribadah kepada Allah, banyak berdzikir, bertahajjud, bersedekah, banyak berpuasa dan khusyu. Dia mengenakan pakaian kewibawaan dan ketenangan. Ambisinya tinggi untuk melanjutkan ibadah ke tingkat yang lebih tinggi setelah menunaikannya. Dia tidak jemu dan tidak malas, meneladani para Ummahatul Mukminin dan para istri kaum salaf yang ahli ibadah dan shalehah
* Dia senantiasa mengingat kematian, mempersiapkan diri untuk memasuki alam kubur. Tidak melalaikan pertemuan dengan Allah SWT dan akhirat
* Dia adalah seorang mukminah yang berjuang dengan penuh kesabaran. Apabila diuji dengan suatu cobaan mengenai dirinya, hartanya, anaknya atau suaminya, dia bersabar dan mengharapkan pahalanya di sisi Allah SWT dan tidak marah atau mengutuk diri seperti kutukan orang-orang jahiliyah. Allah SWT senantiasa melihatnya melakukan tindakan yang disukai-Nya. Keimanan kepada qadha dan qadar betsemayam dalam kalbunya
* Dia menyeru orang kepada Allah SWT untuk berbuat kebaikan dan mencegah keburukan, menuntun perempuan-perempuan yang lalai dengan lemah lembut menuju keamanan. Dia tidak mengambil keuntungan dari dakwahnya, tidak pula menyerang dunia laki-laki. Dia berdakwah dengan akhlak mulia. Dia tidak mengharapkan pujian ataupun bayaran dari sana-sini, tetapi mengikhlaskan amalnya, bahkan dan sebisa mungkin menyembunyikannya.
* Akhlaknya baik, sikapnya tenang, lembut dan fleksibel, ucapannya bagus, penampilannya sederhana, perilakunya konsisten, tidak dengki, tidak pula pendendam, tidak membangkang perintah suaminya, juga tidak sombong.
* Dia menuntut ilmu syariat, mengetahui kedudukan ilmu dan keutamaannya serta urgensinya. Dia antusias dalam menuntutnya, memiliki suatu metode ilmiah yang sesuai kemampuannya. Dia meneladani para Ummahatul Mukminin dan para istri pendahulu umat ini dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya
* Dia mengerti kedudukan suami yang telah digariskan oleh islam. Dia menunaikan kewajibannya dengan sesempurna mungkin, berdasarkan kesadaran bahwa kewajiban ini merupakan ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT
* Dia memiliki kepekaan untuk meminta keridhaan dari sang suami. Perasaannya kuat dan tajam. Dia memiliki wajah yang berseri-seri dan cerah yang semakin menambah kebahagiaan rumah tangganya
* Dia siap berkorban, menafikkan pribadinya dan melupakan dirinya sendiri serta lebih mengutamakan suaminya daripada diri sendiri. Mendahulukan keridhaan suami daripada keridhaan dirinya sendiri, keiinginan suami daripada keinginannya sendiri, hal yang disukai oleh sang suami daripada yang disukai oleh dirinya sendiri. Ketaatannya dalam hal selain maksiat benar-benar tulus murni berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam. Apabila dia kehilangan suami, seolah-olah dia kehilangan udara untuk bernafas
* Seorang istri yang hemat, tidak boros dan tidak berbangga diri dengan harta suaminya jika sang suami kaya, tidak pula mengeluhkan sedikitnya harta jika sang suami miskin. Dia tahu kapan harus berinfak, dia dermawan dan tidak kikir, pandai mengatur keuangan dan tidak menghambur-hamburkan uang. Rela dengan pembagian dari Allah SWT dalam segala hal, puas dengan rezeki yang Allah SWT karuniakan kepadanya
* Dia tidak tergiur dunia seperti istri lainnya yang mengoleksi banyak pakaian, jajanan, perhiasan dan emas. Sebaliknya, dia cerdas dan bersikap zuhud, dia mengoleksi perhiasan rumah tangganya di dunia dengan iman dan amal shaleh, di akhirat dengan penerimaan di sisi Tuhannya
* Dia memperhatikan kecantikan diri, menebar aroma harum, membuat suasana rumah menjadi nyaman
* Berterima kasih kepada suami atas kerja keras dan kelelahannya dalam mencukupi diri dan anak-anaknya. Berterima kasih juga atas terpenuhinya kebutuhan primer, seperti makanan dan minuman yang diusahakan suami. Senantiasa mendoakan suami agar memperoleh ganjaran dan pahala pengganti dari jerih payahnya serta tidak mengingkari kenikmatan yang diberikan suami
* Berbakti kepada keluarga suami, yakni orang tua dan saudara-saudaranya serta menjalin silaturahim dengan mereka dala rangka menyenangkan hati suami sekaligus menjalankan perintah Allah SWT
* Dia adalah seorang istri yang cerdas dan bijaksana, tidak mengeluhkan suaminya kepada seorang pun, meski kepada kedua orangtuanya sekalipun. Apabila suatu masalah menjadi serius, dia bersama suaminya berkonsultasi kepada ulama yang bertakwa dan shaleh, itupun dalam batasan yang paling ketat. Dia tidak membocorkan rahasia-rahasia rumah tangganya, menasehati suaminya untuk menjaga adab, bersikap tawadhu, cinta dan berakhlak baik
* Dia tetap tinggal di rumahnya. Dia keluar rumah untuk suatu keperluan, bukan untuk memuaskan hawa nafsu ataupun menghabiskan waktunya. Apabila hendak keluar rumah, dia meminta izin dari suami. Dia keluar rumah dengan pakaian menutup aurat, tidak memakai wewangian, berjalan dengan sikap tawadhu dengan penuh adab, penuh rasa malu dan tenang. Dia tidak menggubris suara-suara yang ditujukan kepadanya di jalanan dan tidak memakai gelang kaki ataupun sepatu yang berbunyi sewaktu dipijakkan ke tanah
* Dia menaruh perhatian besar pada pendidikan islam yang benar dan sempurna bagi anak-anaknya, bukan sekedar kulit dan penampilan. Targetnya adalah menyiapkan sebuah generasi shaleh mujahid yang mengusung panji dakwah menjalankan perintah Allah SWT
* Istri yang shaleh sangat menjaga waktu dan mengerti betul untuk apa dia menggunakannya. Dia tidak memiliki waktu untuk bergosip, membicarakan dunia atau bersenda gurau. Majelisnya hanyalah majelis-majelis dzikir, perdamaian antar manusia, amar ma’ruf dan nahi munkar
* Istri shalehah senantiasa beribadah kepada Allah, banyak berdzikir, bertahajjud, bersedekah, banyak berpuasa dan khusyu. Dia mengenakan pakaian kewibawaan dan ketenangan. Ambisinya tinggi untuk melanjutkan ibadah ke tingkat yang lebih tinggi setelah menunaikannya. Dia tidak jemu dan tidak malas, meneladani para Ummahatul Mukminin dan para istri kaum salaf yang ahli ibadah dan shalehah
* Dia senantiasa mengingat kematian, mempersiapkan diri untuk memasuki alam kubur. Tidak melalaikan pertemuan dengan Allah SWT dan akhirat
* Dia adalah seorang mukminah yang berjuang dengan penuh kesabaran. Apabila diuji dengan suatu cobaan mengenai dirinya, hartanya, anaknya atau suaminya, dia bersabar dan mengharapkan pahalanya di sisi Allah SWT dan tidak marah atau mengutuk diri seperti kutukan orang-orang jahiliyah. Allah SWT senantiasa melihatnya melakukan tindakan yang disukai-Nya. Keimanan kepada qadha dan qadar betsemayam dalam kalbunya
* Dia menyeru orang kepada Allah SWT untuk berbuat kebaikan dan mencegah keburukan, menuntun perempuan-perempuan yang lalai dengan lemah lembut menuju keamanan. Dia tidak mengambil keuntungan dari dakwahnya, tidak pula menyerang dunia laki-laki. Dia berdakwah dengan akhlak mulia. Dia tidak mengharapkan pujian ataupun bayaran dari sana-sini, tetapi mengikhlaskan amalnya, bahkan dan sebisa mungkin menyembunyikannya.
Membahagiakan Suami
Saudariku Muslimah…
Istri yang shalihah mempunyai sifat-sifat yang istimewa dan kriteria yang yang sangat jelas. Diantara inti dari kriteria tadi adalah tiga yang prinsipil, hal itu terkandung dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sebaik-baik wanita adalah yang membahagiakanmu tatkala kamu memandangnya dan mentaatimu tatkala kamu memerintahkannya serta menjaga harga dirinya dan hartamu tatkala kamu tidak ada”. ( Hadits shahih. Dikeluarkan oleh Al Hakim (2/161, Ath-Thabrani seperti yang ada dalam Al Majma’ (4/237) dari hadits Ibnu Salam. Dikeluarkan juga oleh Imam Ahmad (2/251) dan An-Nasai seperti hadits tadi dari Abi Hurairah).
Bila kalian renungkan tiga sifat yang ada dalam hadits tadi maka akan kalian dapati bahwa itu semua adalah sebaik-baik yang diidamkan oleh tiap orang laki-laki dari orang perempuan.
Istri yang membahagiakan suami
Inilah sifat yang pertama kali yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar supaya tiap-tiap perempuan yang beriman dan bertakwa bisa menggapai kebahagiaan rumah tangga.
Inilah sifat yang mengantarkan seorang perempuan muslimah kedalam kehangatan cinta suaminya kepada dirinya serta kebahagiaannya dengannya juga kebahagiaan seorang perempuan dengan suaminya.
Saudariku Muslimah…
Sesungguhnya kesempurnaan fisik adalah sesuatu yang diidam-idamkan oleh semua manusia yang berakal, baik lelaki maupun perempuan. Islam pun datang untuk mewujudkan kesempurnaan akhlak, akal dan fisik.
Wahai muslimah, hendaknya engkau menggali apa saja yang bisa menyempurnakan penampilanmu, memperindah keadaanmu di depan suamimu dan lakukanlah itu semua dengan hal-hal yang telah Allah bolehkan dan halalkan seperti pakai inai pada kuku atau memakai celak untuk mata ataupun memakai emas serta yang lainnya.
Istri yang shalihah adalah istri yang mampu menghadirkan kebahagiaan di depan suaminya walau hanya dengan sekedar pandangan mata kepadanya.
Seorang lelaki bergelut dengan kejamnya kehidupan, badannya merasa letih dan kadang jiwanya pun tertekan dengan banyaknya beban pekerjaan. Dia menunggu untuk kembali –pada- hal menunggu lebih panas dari pada bara- ke rumahnya untuk menghirup udara segar, kembali dan istirahat. Bila dia masuk rumah dengan sangat letih lalu menjumpai istrinya dalam keadaan tidak sedap di pandang. Kalau demikian berarti engkau telah gagal pada awal tahapan suami istri.
Di sini ada suatu pertanyaan, kenapa itu suatu kegagalan?
Yang terjadi di sini, bahwa sang suami akan sangat tertekan dan dia akan mencari-cari sebab untuk memarahimu, baik dengan perkataan atau perbuatan. Namun tatkala sang suami pulang ke rumahnya mendapati sesuatu yang menyenangkannya dan membahagiakannya serta menyegarkan dadanya, maka dia dengan segera lupa tekanan jiwanya dan keletihan badannya.
Faktor yang paling kuat untuk mendorong cintanya seorang laki-laki terhadap istrinya adalah bahagia dan senangnya tatkala memandang kepadanya. memandang kekasih dalam keadaan yang sangat indah dan menawan adalah faktor yang paling kuat untuk mengokohkan cintanya dalam hati.
Karena itulah, seorang muslimah hendaknya sangat hati-hati agar jangan sampai pandangan suaminya tertuju kepada sesuatu yang tidak disukainya, baik bau yang tidak sedap maupun pandangan yang tidak enak atau yang lainnya, merujuk kepada riwayat Shalafush Shalih dalam hal ini, Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya saya berhias untuk istriku sebagaimana dia juga berhias untukku, saya suka untuk menunaikan kewajibanku yang harus kuberikan kepadanya dengan baik dan hal ini secara otomatis menuntut dia untuk menunaikan kewajibannya kepadaku, karena Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman: “Dan wanita mempunyai hak yang seimbang menurut cara yang ma’ruf”. (QS. Al Baqarah : 228). Berdandan dengan sesuatu yang tidak mengandung dosa.
Para penulis sejarah dan biografi mengatakan: “Bahwa ada seorang suami yang acak-acakan rambutnya dan berdebu badannya masuk ke Khalifah Umar bin Al Khathtab Radhiallahu anhu bersama istrinya, istrinys berkata: “Bukan saya dan bukan ini (ia tidak suka) juga bukan dia wahai Amirul Mukminin”.
Umar pun mengetahui dari ucapannya bahwa ia membenci suaminya, maka beliau mengutus seseorang kepada suaminya agar supaya dia mau berdandan dengan menyisir rambutnya, memotong kukunya dan memperindah kerapiannya. Maka tatkala tiba baginya untuk menemui istrinya, maka sang istri merasa asing darinya. Lalu ia kabur darinya, namun setelah ia mengenali suaminya maka ia menerimanya dan menarik kembali tuduhannya.
Umar Radhiallahu anhu mengatakan: “Begitulah seharusnya kalian bebuat untuk mereka. Demi Allah mereka suka kalian untuk berdandan untuk mereka sebagaimana kalian suka mereka berdandan untuk kalian”.
Saudariku Muslimah…
Lihatlah bajumu sebelum datangnya suamimu, tanyakanlah kepada dirimu sendiri pertanyaan berikut ini: Apakah suamiku akan bahagia melihatku dalam keadaan seperti ini??!! Sudah pasti semua perempuan mengetahui jawabannya.
Sesungguhnya seorang laki-laki diciptakan dengan fitrahnya untuk mencintai sesuatu yang indah, kecuali orang yang merubah fitrahnya dan selalu berjalan dibelakang setiap kejahatan dan kekejian.
Ketika seorang laki-laki masuk ke dalam rumahnya dan mendapati istrinya dalam keadaan yang sangat menawan maka akan bertambahlah kecintaan terhadap istrinya dan kecenderungannya kepada dia serta memahami capainya istrinya karenanya.
Sebagian perempuan ada yang beralasan (tidak sempat berdandan) dengan pekerjaan mereka di rumah, baik memasak atau mencuci maupun yang lainnya. Katakan kepada mereka: “Hendaknya kalian menyelesaikan pekerjaan itu sebelum datangnya suami walaupun yang demikian membutuhkan kesungguhan dan rasa capai, karena hasilnya lebih besar dari capai tadi dan sungguh tak ada padanannya.
Kemudian bila seorang laki-laki bila tidak mendapati di rumahnya sesuatu yang menyenangkannya maka akan dengan segera disergap prasangka dan bisikan dari setan, lalu akan terbersit dalam matanya perempuan lain di jalan yang bisa menyenangkannya dan dalam matanya ia akan membenci istrinya.
Saudariku Muslimah…
Upayakanlah senyumanmu senantiasa menghiasi bibirmu tiap kali suamimu memandang kepadamu. Sesungguhnya senyuman itu tidak lebih lama dari kedipan mata namun hal itu akan selalu menjadi kenangan yang terus menghunjam dalam memori seorang lelaki. Juga senymanmu itu akan menyebarkan kebahagiaan dalam rumah tangga, itu adalah suatu keindahan tiada tara yang dilihat oleh seorang suami setelah seharian ia dalam keadaan penat dan letihnya kerja.
Saudariku Muslimah…
Sesungguhnya mimik wajahmu yang mengembang di hadapan sang suami pada hakikatnya lebih penting sekali daripada pakaian yang kamu kenakan dan perhiasan yang kamu pakai. Sesungguhnya cerianya senyuman dan kebahagiaan yang dilihat oleh seorang lelaki pada wajah istrinya saat ia memandangnya itu lebih dalam pengaruhnya daripada lembutnya suara lisan. Seorang lelaki lebih cepat menangkap apa yang diungkapkan istrinya dengan senyuman tulus yang tidak dinodai dengan permintaan apapun.
Sesungguhnya saya merasa bahagia dengan kedatanganmu.
Kau berikan kabahagiaan padaku dengan memandangmu.
Bahkan suatu perkara yang mesti diperhatikan bahwa senyuman itu manfaatnya akan kembali kepadamu dengan membawa kebaikan kepadamu, karena hal itu merupakan shadaqah yang kamu letakkan pada lembaran hidupmu. Dengarkanlah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, beliau bersabda: “ Senymanmu terhadap saudaramu adalah shadaqah”. (Hadits shahih diriwayatkan oleh Tirmidzi(2022). Bukhari (128 ) dalam kitab adabul mufrad dari hadits Abi Dzar, dan pada bab ini juga ada hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Jabir, Hudzaifah, dan Aisyah.
Wahai sudariku muslimah, jadikanlah keceriaan senantiasa memenuhi sisi kehidupanmu, kebahagiaan menyenangkan suamimu, kesuka-citaan selalu menghiasi rumahmudan ketahuilah pula bahwa manusia yang paling berhak mendapatkan ini semua adalah suamimu.
Sumber: dikutip dari buku “Inilah Kriteria Muslimah Dambaan Pria”: Abu Maryam Majdi bin Fathi As-Sayyid, penerjemah: Abu dan Ummu Muqbil, Penerbit: Pustaka Salafiyah
Istri yang shalihah mempunyai sifat-sifat yang istimewa dan kriteria yang yang sangat jelas. Diantara inti dari kriteria tadi adalah tiga yang prinsipil, hal itu terkandung dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sebaik-baik wanita adalah yang membahagiakanmu tatkala kamu memandangnya dan mentaatimu tatkala kamu memerintahkannya serta menjaga harga dirinya dan hartamu tatkala kamu tidak ada”. ( Hadits shahih. Dikeluarkan oleh Al Hakim (2/161, Ath-Thabrani seperti yang ada dalam Al Majma’ (4/237) dari hadits Ibnu Salam. Dikeluarkan juga oleh Imam Ahmad (2/251) dan An-Nasai seperti hadits tadi dari Abi Hurairah).
Bila kalian renungkan tiga sifat yang ada dalam hadits tadi maka akan kalian dapati bahwa itu semua adalah sebaik-baik yang diidamkan oleh tiap orang laki-laki dari orang perempuan.
Istri yang membahagiakan suami
Inilah sifat yang pertama kali yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar supaya tiap-tiap perempuan yang beriman dan bertakwa bisa menggapai kebahagiaan rumah tangga.
Inilah sifat yang mengantarkan seorang perempuan muslimah kedalam kehangatan cinta suaminya kepada dirinya serta kebahagiaannya dengannya juga kebahagiaan seorang perempuan dengan suaminya.
Saudariku Muslimah…
Sesungguhnya kesempurnaan fisik adalah sesuatu yang diidam-idamkan oleh semua manusia yang berakal, baik lelaki maupun perempuan. Islam pun datang untuk mewujudkan kesempurnaan akhlak, akal dan fisik.
Wahai muslimah, hendaknya engkau menggali apa saja yang bisa menyempurnakan penampilanmu, memperindah keadaanmu di depan suamimu dan lakukanlah itu semua dengan hal-hal yang telah Allah bolehkan dan halalkan seperti pakai inai pada kuku atau memakai celak untuk mata ataupun memakai emas serta yang lainnya.
Istri yang shalihah adalah istri yang mampu menghadirkan kebahagiaan di depan suaminya walau hanya dengan sekedar pandangan mata kepadanya.
Seorang lelaki bergelut dengan kejamnya kehidupan, badannya merasa letih dan kadang jiwanya pun tertekan dengan banyaknya beban pekerjaan. Dia menunggu untuk kembali –pada- hal menunggu lebih panas dari pada bara- ke rumahnya untuk menghirup udara segar, kembali dan istirahat. Bila dia masuk rumah dengan sangat letih lalu menjumpai istrinya dalam keadaan tidak sedap di pandang. Kalau demikian berarti engkau telah gagal pada awal tahapan suami istri.
Di sini ada suatu pertanyaan, kenapa itu suatu kegagalan?
Yang terjadi di sini, bahwa sang suami akan sangat tertekan dan dia akan mencari-cari sebab untuk memarahimu, baik dengan perkataan atau perbuatan. Namun tatkala sang suami pulang ke rumahnya mendapati sesuatu yang menyenangkannya dan membahagiakannya serta menyegarkan dadanya, maka dia dengan segera lupa tekanan jiwanya dan keletihan badannya.
Faktor yang paling kuat untuk mendorong cintanya seorang laki-laki terhadap istrinya adalah bahagia dan senangnya tatkala memandang kepadanya. memandang kekasih dalam keadaan yang sangat indah dan menawan adalah faktor yang paling kuat untuk mengokohkan cintanya dalam hati.
Karena itulah, seorang muslimah hendaknya sangat hati-hati agar jangan sampai pandangan suaminya tertuju kepada sesuatu yang tidak disukainya, baik bau yang tidak sedap maupun pandangan yang tidak enak atau yang lainnya, merujuk kepada riwayat Shalafush Shalih dalam hal ini, Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya saya berhias untuk istriku sebagaimana dia juga berhias untukku, saya suka untuk menunaikan kewajibanku yang harus kuberikan kepadanya dengan baik dan hal ini secara otomatis menuntut dia untuk menunaikan kewajibannya kepadaku, karena Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman: “Dan wanita mempunyai hak yang seimbang menurut cara yang ma’ruf”. (QS. Al Baqarah : 228). Berdandan dengan sesuatu yang tidak mengandung dosa.
Para penulis sejarah dan biografi mengatakan: “Bahwa ada seorang suami yang acak-acakan rambutnya dan berdebu badannya masuk ke Khalifah Umar bin Al Khathtab Radhiallahu anhu bersama istrinya, istrinys berkata: “Bukan saya dan bukan ini (ia tidak suka) juga bukan dia wahai Amirul Mukminin”.
Umar pun mengetahui dari ucapannya bahwa ia membenci suaminya, maka beliau mengutus seseorang kepada suaminya agar supaya dia mau berdandan dengan menyisir rambutnya, memotong kukunya dan memperindah kerapiannya. Maka tatkala tiba baginya untuk menemui istrinya, maka sang istri merasa asing darinya. Lalu ia kabur darinya, namun setelah ia mengenali suaminya maka ia menerimanya dan menarik kembali tuduhannya.
Umar Radhiallahu anhu mengatakan: “Begitulah seharusnya kalian bebuat untuk mereka. Demi Allah mereka suka kalian untuk berdandan untuk mereka sebagaimana kalian suka mereka berdandan untuk kalian”.
Saudariku Muslimah…
Lihatlah bajumu sebelum datangnya suamimu, tanyakanlah kepada dirimu sendiri pertanyaan berikut ini: Apakah suamiku akan bahagia melihatku dalam keadaan seperti ini??!! Sudah pasti semua perempuan mengetahui jawabannya.
Sesungguhnya seorang laki-laki diciptakan dengan fitrahnya untuk mencintai sesuatu yang indah, kecuali orang yang merubah fitrahnya dan selalu berjalan dibelakang setiap kejahatan dan kekejian.
Ketika seorang laki-laki masuk ke dalam rumahnya dan mendapati istrinya dalam keadaan yang sangat menawan maka akan bertambahlah kecintaan terhadap istrinya dan kecenderungannya kepada dia serta memahami capainya istrinya karenanya.
Sebagian perempuan ada yang beralasan (tidak sempat berdandan) dengan pekerjaan mereka di rumah, baik memasak atau mencuci maupun yang lainnya. Katakan kepada mereka: “Hendaknya kalian menyelesaikan pekerjaan itu sebelum datangnya suami walaupun yang demikian membutuhkan kesungguhan dan rasa capai, karena hasilnya lebih besar dari capai tadi dan sungguh tak ada padanannya.
Kemudian bila seorang laki-laki bila tidak mendapati di rumahnya sesuatu yang menyenangkannya maka akan dengan segera disergap prasangka dan bisikan dari setan, lalu akan terbersit dalam matanya perempuan lain di jalan yang bisa menyenangkannya dan dalam matanya ia akan membenci istrinya.
Saudariku Muslimah…
Upayakanlah senyumanmu senantiasa menghiasi bibirmu tiap kali suamimu memandang kepadamu. Sesungguhnya senyuman itu tidak lebih lama dari kedipan mata namun hal itu akan selalu menjadi kenangan yang terus menghunjam dalam memori seorang lelaki. Juga senymanmu itu akan menyebarkan kebahagiaan dalam rumah tangga, itu adalah suatu keindahan tiada tara yang dilihat oleh seorang suami setelah seharian ia dalam keadaan penat dan letihnya kerja.
Saudariku Muslimah…
Sesungguhnya mimik wajahmu yang mengembang di hadapan sang suami pada hakikatnya lebih penting sekali daripada pakaian yang kamu kenakan dan perhiasan yang kamu pakai. Sesungguhnya cerianya senyuman dan kebahagiaan yang dilihat oleh seorang lelaki pada wajah istrinya saat ia memandangnya itu lebih dalam pengaruhnya daripada lembutnya suara lisan. Seorang lelaki lebih cepat menangkap apa yang diungkapkan istrinya dengan senyuman tulus yang tidak dinodai dengan permintaan apapun.
Sesungguhnya saya merasa bahagia dengan kedatanganmu.
Kau berikan kabahagiaan padaku dengan memandangmu.
Bahkan suatu perkara yang mesti diperhatikan bahwa senyuman itu manfaatnya akan kembali kepadamu dengan membawa kebaikan kepadamu, karena hal itu merupakan shadaqah yang kamu letakkan pada lembaran hidupmu. Dengarkanlah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, beliau bersabda: “ Senymanmu terhadap saudaramu adalah shadaqah”. (Hadits shahih diriwayatkan oleh Tirmidzi(2022). Bukhari (128 ) dalam kitab adabul mufrad dari hadits Abi Dzar, dan pada bab ini juga ada hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Jabir, Hudzaifah, dan Aisyah.
Wahai sudariku muslimah, jadikanlah keceriaan senantiasa memenuhi sisi kehidupanmu, kebahagiaan menyenangkan suamimu, kesuka-citaan selalu menghiasi rumahmudan ketahuilah pula bahwa manusia yang paling berhak mendapatkan ini semua adalah suamimu.
Sumber: dikutip dari buku “Inilah Kriteria Muslimah Dambaan Pria”: Abu Maryam Majdi bin Fathi As-Sayyid, penerjemah: Abu dan Ummu Muqbil, Penerbit: Pustaka Salafiyah
Rabu, 15 April 2009
Allah itu ada
Allah itu ada
Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali ketanah air.
Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru Agama, Ust. atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya.
Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang yang dimaksud tersebut.
Pemuda: Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanya an saya?
Ust. : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda
Pemuda: Anda yakin? Sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidakmampu menjawab pertanyaan saya.
Ust. : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
Pemuda: Saya punya 3 buah pertanyaan:
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya!
2. Apakah yang dinamakan takdir?
3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syetan, sebab mereka memiliki unsur yang sama.
Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba Ust. tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras. Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepada saya?
Ust. : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.
Pemuda: Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Ust. : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit
Ust. : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda: Ya
Ust. : Tunjukan pada saya wujud sakit itu !
Pemuda: Saya tidak bisa
Ust. : Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Ust. : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda: Tidak
Ust. : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
Pemuda: Tidak.
Ust. : Itulah yang dinamakan Takdir.
Ust. : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda: kulit.
Ust. : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda: kulit.
Ust. : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: sakit.
Ust. : Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syeitan.
Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali ketanah air.
Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru Agama, Ust. atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya.
Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang yang dimaksud tersebut.
Pemuda: Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanya an saya?
Ust. : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda
Pemuda: Anda yakin? Sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidakmampu menjawab pertanyaan saya.
Ust. : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
Pemuda: Saya punya 3 buah pertanyaan:
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya!
2. Apakah yang dinamakan takdir?
3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syetan, sebab mereka memiliki unsur yang sama.
Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba Ust. tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras. Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepada saya?
Ust. : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.
Pemuda: Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Ust. : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit
Ust. : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda: Ya
Ust. : Tunjukan pada saya wujud sakit itu !
Pemuda: Saya tidak bisa
Ust. : Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Ust. : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda: Tidak
Ust. : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
Pemuda: Tidak.
Ust. : Itulah yang dinamakan Takdir.
Ust. : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda: kulit.
Ust. : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda: kulit.
Ust. : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: sakit.
Ust. : Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syeitan.
PKS Sumsel Umumkan 40 Nominator '8 Inspiring Women'
Sriwijaya Post - Senin, 15 Desember 2008 18:01 WIB
PALEMBANG, SENIN - Memperingati 80 tahun kebangkitan perempuan Indonesia, 22 Desember 2008, DPW PKS Sumsel menggelar pemberian penghargaan. Sebanyak 8 wanita akan dipilih sebagai 'inspiring women' untuk menerima PKS Award.
Ketua Bidang Kewanitaan DPW PKS Yulfa Cindosari menjelaskan, saat ini DPW PKS sudah memegang 40 nama nominator yang bakal masuk dalam 8 Inspiring Women. Nama-nama tersebut segera disosialisasikan kepada masyarakat untuk mendapat masukan dan tanggapan. Tanggal 20 Desember mendatang akan diumumkan 8 nama yang dinilai sebagai Inspiring Women dilakukan penyerahan penghargaan kepada para wanita tersebut.
Mereka (berdasarkan abjad, Red) adalah, Ade Indriyani (OWA), Asmawati (DPD RI), Bidan Ani, Cek Ipah (pengusaha songket), Devi Bayumi, Dewi Azka, Dr Nurhayati, SpOG, Siti Romlah, Aspi Zaitun, Sumayah (birokrat), Nafisah, Eli Rudi, Eliza Alex Noerdin (isteri Gubernur Sumsel), Endah Murtiningrum, Eti Gustina (Direktur LBH Palembang), Eva Lidya (dosen), Fatimah Zuhro (anggota dewan), Sunnah NBU (anggota dewan), Anita Rais, Eliza Perwitasari, Elly, Enny Hidajati, Fatimah Rais (wakil ketua dewan), Halipah Mahyuddin, Maphilinda Putri Gumay (isteri Syahrial Oesman), Maya Hasan, Ailuni Husni, Sri Vira Chandra, Yulfa Cindosari (DPW PKS Sumsel), Intima Choliha, Irzanita Wathan (Ketua Yayasan UKB), Diah Natalisa (Unsri), Filli Pratama (Unsri), Badia Perizade (Rektor Unsri), Ratnawati, Rosi Pratiwi Dipoyanti (atlet), Sri Lestari Kadariah (Direktur Walhi Sumsel), Sri Mulyana, Sri Rahayu Suroso, dan Yenni Rosliani Izi (Direktur WCC).
Sriwijaya Post - Senin, 15 Desember 2008 18:01 WIB
PALEMBANG, SENIN - Memperingati 80 tahun kebangkitan perempuan Indonesia, 22 Desember 2008, DPW PKS Sumsel menggelar pemberian penghargaan. Sebanyak 8 wanita akan dipilih sebagai 'inspiring women' untuk menerima PKS Award.
Ketua Bidang Kewanitaan DPW PKS Yulfa Cindosari menjelaskan, saat ini DPW PKS sudah memegang 40 nama nominator yang bakal masuk dalam 8 Inspiring Women. Nama-nama tersebut segera disosialisasikan kepada masyarakat untuk mendapat masukan dan tanggapan. Tanggal 20 Desember mendatang akan diumumkan 8 nama yang dinilai sebagai Inspiring Women dilakukan penyerahan penghargaan kepada para wanita tersebut.
Mereka (berdasarkan abjad, Red) adalah, Ade Indriyani (OWA), Asmawati (DPD RI), Bidan Ani, Cek Ipah (pengusaha songket), Devi Bayumi, Dewi Azka, Dr Nurhayati, SpOG, Siti Romlah, Aspi Zaitun, Sumayah (birokrat), Nafisah, Eli Rudi, Eliza Alex Noerdin (isteri Gubernur Sumsel), Endah Murtiningrum, Eti Gustina (Direktur LBH Palembang), Eva Lidya (dosen), Fatimah Zuhro (anggota dewan), Sunnah NBU (anggota dewan), Anita Rais, Eliza Perwitasari, Elly, Enny Hidajati, Fatimah Rais (wakil ketua dewan), Halipah Mahyuddin, Maphilinda Putri Gumay (isteri Syahrial Oesman), Maya Hasan, Ailuni Husni, Sri Vira Chandra, Yulfa Cindosari (DPW PKS Sumsel), Intima Choliha, Irzanita Wathan (Ketua Yayasan UKB), Diah Natalisa (Unsri), Filli Pratama (Unsri), Badia Perizade (Rektor Unsri), Ratnawati, Rosi Pratiwi Dipoyanti (atlet), Sri Lestari Kadariah (Direktur Walhi Sumsel), Sri Mulyana, Sri Rahayu Suroso, dan Yenni Rosliani Izi (Direktur WCC).
Konferensi Pers Nominator Inspiring Women
Hari/tanggal: ahad/14 Desember 2008
Tempat: Markas Dakwah TPPW PKS Sumsel
Waktu: pukul 14.30 Wib
Nominator ‘8 Inspiring Women” DPW PKS SUMSEL :
1. Ade Owa
2. Asmawati SE., MM.
3. Bidan Ani
4. Cek Ipah
5. Devi Bayumi
6. Dewi Azka
7. Dr Nurhayati, SpOG.
8. Dra Hj Siti Romlah, MM.
9. Dra. Aspi Zaitun
10. Dra. Hj. Sumayah
11. Dra. Nafisah
12. Eli Rudi
13. Eliza Alex Nurdin
14. Endah Murtiningrum, SE.
15. Etti Gustina, SH.
16. Eva Lidya, M.Si.
17. Fatimah Zuhroh, SH. M.Kn
18. Hj Sunnah NBU,SH, Mhum
19. Hj. Anita Rais
20. Hj. Eliza Perwitasari
21. Hj. Elly
22. Hj. Enny Hidajati, SE.
23. Hj. Fatimah Rais, BA.
24. Hj. Halipah Mahyuddin SPTHT, MM.
25. Hj. Maphilinda Putri Gumay
26. Hj. Maya Hasan
27. Hj. Ailuni Husni
28. Hj.Sri Vira Chandra SS. MA.
29. Hj.Yulfa Cindosari
30. Intima Choliha, SH.
31. Irzanita Wathan
32. Prof. Diah Natalisa
33. Prof. Filli Pratama
34. Prof. Badia Barizade, SE.
35. Ratna Wati
36. Rosi Pratiwi Dipoyanti
37. Sri Lestari Kardiyah SH
38. Sri Mulyana
39. Sri Rahayu Suroso
40. Yeni Rosliani, S.Pd.
Hari/tanggal: ahad/14 Desember 2008
Tempat: Markas Dakwah TPPW PKS Sumsel
Waktu: pukul 14.30 Wib
Nominator ‘8 Inspiring Women” DPW PKS SUMSEL :
1. Ade Owa
2. Asmawati SE., MM.
3. Bidan Ani
4. Cek Ipah
5. Devi Bayumi
6. Dewi Azka
7. Dr Nurhayati, SpOG.
8. Dra Hj Siti Romlah, MM.
9. Dra. Aspi Zaitun
10. Dra. Hj. Sumayah
11. Dra. Nafisah
12. Eli Rudi
13. Eliza Alex Nurdin
14. Endah Murtiningrum, SE.
15. Etti Gustina, SH.
16. Eva Lidya, M.Si.
17. Fatimah Zuhroh, SH. M.Kn
18. Hj Sunnah NBU,SH, Mhum
19. Hj. Anita Rais
20. Hj. Eliza Perwitasari
21. Hj. Elly
22. Hj. Enny Hidajati, SE.
23. Hj. Fatimah Rais, BA.
24. Hj. Halipah Mahyuddin SPTHT, MM.
25. Hj. Maphilinda Putri Gumay
26. Hj. Maya Hasan
27. Hj. Ailuni Husni
28. Hj.Sri Vira Chandra SS. MA.
29. Hj.Yulfa Cindosari
30. Intima Choliha, SH.
31. Irzanita Wathan
32. Prof. Diah Natalisa
33. Prof. Filli Pratama
34. Prof. Badia Barizade, SE.
35. Ratna Wati
36. Rosi Pratiwi Dipoyanti
37. Sri Lestari Kardiyah SH
38. Sri Mulyana
39. Sri Rahayu Suroso
40. Yeni Rosliani, S.Pd.
Profil Aspi Zaitun
Aspi Zaitun
Riwayat Hidup
Nama : Dra. Aspi Zaitun Muflihun
Tempat/Tgl. Lahir : Pagar Alam, 22 April 1969
Alamat Rumah : Jl. Panca Usaha No. 2142A Rt. 49 Kel. 5 Kec. Seberang Ulu I
Palembang Hp. 085769009020, email : aspi_zaitun@yahoo.co.id
Suami: Drs. Hardiyansyah, M.Si.
Pekerjaan : Dosen Universitas Bina Darma Palembang dan Mhs. S3 Unpad Bandung
Anak-anak
1. Hasanah Afifah (Almarhumah)
2. Rosyidah Azzahra (Siswi SDIT Izzuddin Kelas 6 Palembang)
3. Mohd. Azzam Izzuddin (Siswa SDIT Bina Ilmi Kelas 3 Palembang)
4. Mohd. Hasan Ramahan (Almarhum)
5. Mohd. Zikry al-Banna
6. Mohd. Fikry al-Fajar
Riwayat Pendidikan :
1. SD Muhammadiyah 1 Kauman-Pagaralam
2. SMP Negeri 1 Pagaralam
3. SMA Muhammadiyah Pagaralam
4. Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)-Solo
Riwayat Pekerjaan :
1. Guru SMP dan SMA Muhammadiyah Pagaralam Tahun 1994-1995
2. Guru MTs. Guppi Pagaralam Tahun 1994-1995
3. Guru MAN Pagaralam Tahun 1994-1995
4. Guru SMP Muhammadiyah Lahat Tahun 1995-2000
5. Dosen Mata Kuliah Agama Islam dan Kemuhammadiyah-an UMP Tahun 1996
6. Dosen Mata Kuliah Agama Islam Universitas Bina Darma Palembang Tahun 2003-2005
7. Kepala Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) Bina Ilmi Palembang Tahun 2005-2007
8. Kepala SD Islam Terpadu (SDIT) Bina Ilmi Palembang Tahun 2007-sekarang
9. Kepala Lembaga TPBA Binaul Aulad Palembang Tahun 2007-sekarang
Riwayat Organisasi :
1. Pengurus BPM Univ. Muhammadiyah Surakarta (UMS)-Solo Tahun 1991-1992
2. Pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UMS Tahun 1990-1992
3. Pengurus Nasyi’atul Aisyiyah Pagaralam Tahun 1994
4. Ketua II Nasyi’atul ‘Aisyiyah Kab. Lahat Tahun 1995-2000
5. Sekretaris DPD Partai Keadilan Kab. Lahat Tahun 1999-2000
6. Anggota Bidang Kesra DPW PKS Sumatera Selatan Tahun 2006-2011
7. Anggota Majelis Pertimbangan Daerah (MPD) DP PKS Kota Palembang Tahun 2006-2011.
Orang Tua: Ayah : H. Muflihun, B.A. (Pengurus Muhammadiyah Pagar Alam/Pensiunan PNS Depag)dan Umak : Hj. Sutiah (Pensiunan PNS-Guru SD)
Mertua : Bapak : Ahmad Juri dan Ibu : Rahma (alamat di Pagaralam)
Selasa, 07 April 2009
Menuntut Ilmu
Sejak awal, islam telah menimbulkan suatu revolusi terhadap konsep agama dan maknanya bagi bagi manusia. Berbeda dengan agama lain, islam menghubungkan agama dengan sains, agama dengan politik, dunia dengan akhirat, semua hal2 yang biasanya dilihat secara terpisah. Oleh karenanya, memahami konsep agama dalam perspektif islam adalah sebuah kepentingan yang tidak bisa dilepaskan dari proses pembangunan kepribadian islami ( syakhshiyyah islamiyah ).
Islam adalah konsep komprehensif atas segenap aspek kehidupan , bukan semata-mata berisi ritual dan doa2. islam adalah addien, bukan sekedar religion atau agama. Dengan selesainya masa pewahyuan, maka islam telah memiliki konsep yang khas, komprehensif ( syamil ) dan lengkap ( kamil ) tentang dirinya, manusia, kehidupan, dan bagaimana menghubungkan semua itu dalam satu kesatuan ( tawhid ), demi mewujudkan pengabdian tunggal kepada Allah. Sayyid Abul A'la al Mawdudi menulis sebuah risalah kecil yang detail menjelaskan 4 konsep dasar dalam islam : al-ilah, ar-rab, ad-dien dan al-'ibadah.
Kita tidak bisa memakai framework barat atau tradisi2 agama pagan dalam memaknai islam, terutama dalam kaitannya dengan kehidupan. Barat memakai pendekatan sosiologi-antropologi-psikologi untuk memahami agama, sehingga sepeneuhnya bersifat empiris-sekuler-relatif. Menurut sudut pandang ini, segala yang tidak bisa dibuktikat lewat empirisme, adalah sesuatu yang tidak mungkin diterima. Jikapun diterima maka ia bersifat relative dan subyektif.
Diantara sekian banyak isu mendasar dalam peradapan umat manusia yang direvolusi oleh islam adalah konsep ilmu. Dalam islam, ilmu dilepaskan dari segala unsure mitos, magis, prasangka tak berdasar, dan hal-hal yang bersifatpseudo-sains lainnya. Contoh pseudo-sains adalah astrologi. Selain mengakui pencapain ilmu melalui upaya2 eksperimental dan empiris, islam juga meneguhkan bahwa ada sumber otoritas mutlak dalam ilmu, yakni wahyu dan kenabian. Sejak wahyu pertama turun, perintah pertama adalah iqra', yang memiliki makna dasar darasa ( mengkaji ), faqiha ( memahami ), jama'a ( mengumpulkan ), dan hafizha ( menghafal ).
Para ulama' generasi terdahulu pun telah mengisyaratkan pentingnya ilmu dalam karya2 mereka. Imam al-Bukhari memulai kitab al-jami' as-Shahih dengan Kitab Bad'il Wahyi ( awal mula turunnya wahyu ). Ini adalah pengakuan terhadap otoritas tertinggi wahyu sebagai sumber ilmu. Dapat dimaklumi pula, wahyu pertama adalah surah al-'alaq ayat 1-5, dimana di dalamnya Alloh berfirman " alladzi 'allama bil qalam, 'allamal insana malam ya'lam ". Hampir seluruh tafsir akan mencantumkan riwayat detail dan panjang tentang al-qalam (pena) dan peran sentralnya dalam peradaban. Bahwa, al-qalam adalah ramz al-'ilmi wa at-ta'lim ( simbol ilmu dan pengajaran). Ilmu adalah ruh Islam. Tanpanya, Islam akan mati.
Kitab al-'ilmi ditempatkan oleh Imam al-Bukhari sebagai bab ke-3, setelah Kitab Bad'il Wahyi Dan Kitab al-Iman. Bahkan didalamnya ada bab yg berjudul bab al-Ilmi qablal Qaul wal 'Amal (pasal tentang ilmu sebelum berbicara dan berbuat), yang merupakan pasal ke-10 dalam Kitab al-'Ilmi.
Imam al-Ghazali memulai kitab Ihya' 'Ulumiddin-nya dg bab al-'Ilm. Dengan kitab at-Targhib wa at-Tarhib, imam al-Mundziry menempatkan Kitabul 'Ilmi : at-Targhib fil 'Ilmi wa Thalabihi wa Ta'allumihi wa Ta'limihi wa ma Jaa'a fi Fadhlil 'Ulama' wal Muta'allimin (Bab tentang Ilmu : Motivasi tentang Ilmu, Mencari Ilmu, Mempelajari dan Mengajarkannya, serta Riwayat lain tentang Keutamaan Ulama' dan Pengajar), sebeum bab2 ibadah spt bersuci, sholat, zakat, puasa, haji, dan bahkan jihat fisabillilah. Kitab al-'Aqidah an-Nasafiyah yang berbicara tentang teologi, juga mengawali pembahasannya dg menjelaskan konsep ilmu dalam pandangan Islam.
Para Sahabat Menuntut Ilmu
Tidak mudah menggambarkan para Sahabat menuntut Ilmu. Bukan karena sedikitnya data, namun karena melimpah ruahnya riwayat tentang hal itu sehingga mustahil ditulis dalam makalh ringkas ini. Sebagai bukti, adalah terawatnya ribuan hadits-hadits Rosululloh dalam berbagai kitab yg shahih dan kredibel. Jika tidak ada tradisi Ilmu yg sangat kuat ditengah2 mereka tentu kita di jaman ini akan bernasib sama dg kaum Nasrani dan Yahudi, dimana agama mereka telah kehilangan otentisitas karena sumber2 aslinya tidak terawat dan tidak mungkin ditelusuri kembali.
Banyak diantara Sahabat yang kemudian dikenal sbg " Raja Perawi Hadits ", dimana mereka menhafal dan mentransisikan kembali puluhan, ratusan sampai ribuan hadits Nabi secara lisan dari ingatan mereka. Pada generasi berikutnya, rekor ini dipecahkan dg lebih spektakuler lagi. Menurut sebuah catatan, Imam al-Bukhari menghafal sekitar 100.000 hadits shahih, dan kurang lebih 200.000 hadits lainnya dari berbagai tingkatan.
Adalah mengherankan, bahwa para Sahabat sangat teliti memperhatikan "peragaan" Rosululloh dalam segala hal. Bahkan, banyak diantaranya yg sangat sepele dan jarang diperhatikan. Riwayat tentang rambut, jumlah uban, bentuk wajah, postur tubuh, gigi, cara berjalan, dll diingat dengan baik. Ada riwayat yg melimpah tentang cara menyisir rambut, memakai alas kaki, masuk kamar kecil, cara berpakain, dsb. Sebagian kecil adalah mencatat, dan mayoritas menghafalnya dilkuar kepala. Seluruh "peragaan" itu kemudian dikenal sebagai as-Sunnah, yg mencakup ucapan, tindakan, keputusan, dan gambaran sifat Rosululloh SAW.
Islam adalah konsep komprehensif atas segenap aspek kehidupan , bukan semata-mata berisi ritual dan doa2. islam adalah addien, bukan sekedar religion atau agama. Dengan selesainya masa pewahyuan, maka islam telah memiliki konsep yang khas, komprehensif ( syamil ) dan lengkap ( kamil ) tentang dirinya, manusia, kehidupan, dan bagaimana menghubungkan semua itu dalam satu kesatuan ( tawhid ), demi mewujudkan pengabdian tunggal kepada Allah. Sayyid Abul A'la al Mawdudi menulis sebuah risalah kecil yang detail menjelaskan 4 konsep dasar dalam islam : al-ilah, ar-rab, ad-dien dan al-'ibadah.
Kita tidak bisa memakai framework barat atau tradisi2 agama pagan dalam memaknai islam, terutama dalam kaitannya dengan kehidupan. Barat memakai pendekatan sosiologi-antropologi-psikologi untuk memahami agama, sehingga sepeneuhnya bersifat empiris-sekuler-relatif. Menurut sudut pandang ini, segala yang tidak bisa dibuktikat lewat empirisme, adalah sesuatu yang tidak mungkin diterima. Jikapun diterima maka ia bersifat relative dan subyektif.
Diantara sekian banyak isu mendasar dalam peradapan umat manusia yang direvolusi oleh islam adalah konsep ilmu. Dalam islam, ilmu dilepaskan dari segala unsure mitos, magis, prasangka tak berdasar, dan hal-hal yang bersifatpseudo-sains lainnya. Contoh pseudo-sains adalah astrologi. Selain mengakui pencapain ilmu melalui upaya2 eksperimental dan empiris, islam juga meneguhkan bahwa ada sumber otoritas mutlak dalam ilmu, yakni wahyu dan kenabian. Sejak wahyu pertama turun, perintah pertama adalah iqra', yang memiliki makna dasar darasa ( mengkaji ), faqiha ( memahami ), jama'a ( mengumpulkan ), dan hafizha ( menghafal ).
Para ulama' generasi terdahulu pun telah mengisyaratkan pentingnya ilmu dalam karya2 mereka. Imam al-Bukhari memulai kitab al-jami' as-Shahih dengan Kitab Bad'il Wahyi ( awal mula turunnya wahyu ). Ini adalah pengakuan terhadap otoritas tertinggi wahyu sebagai sumber ilmu. Dapat dimaklumi pula, wahyu pertama adalah surah al-'alaq ayat 1-5, dimana di dalamnya Alloh berfirman " alladzi 'allama bil qalam, 'allamal insana malam ya'lam ". Hampir seluruh tafsir akan mencantumkan riwayat detail dan panjang tentang al-qalam (pena) dan peran sentralnya dalam peradaban. Bahwa, al-qalam adalah ramz al-'ilmi wa at-ta'lim ( simbol ilmu dan pengajaran). Ilmu adalah ruh Islam. Tanpanya, Islam akan mati.
Kitab al-'ilmi ditempatkan oleh Imam al-Bukhari sebagai bab ke-3, setelah Kitab Bad'il Wahyi Dan Kitab al-Iman. Bahkan didalamnya ada bab yg berjudul bab al-Ilmi qablal Qaul wal 'Amal (pasal tentang ilmu sebelum berbicara dan berbuat), yang merupakan pasal ke-10 dalam Kitab al-'Ilmi.
Imam al-Ghazali memulai kitab Ihya' 'Ulumiddin-nya dg bab al-'Ilm. Dengan kitab at-Targhib wa at-Tarhib, imam al-Mundziry menempatkan Kitabul 'Ilmi : at-Targhib fil 'Ilmi wa Thalabihi wa Ta'allumihi wa Ta'limihi wa ma Jaa'a fi Fadhlil 'Ulama' wal Muta'allimin (Bab tentang Ilmu : Motivasi tentang Ilmu, Mencari Ilmu, Mempelajari dan Mengajarkannya, serta Riwayat lain tentang Keutamaan Ulama' dan Pengajar), sebeum bab2 ibadah spt bersuci, sholat, zakat, puasa, haji, dan bahkan jihat fisabillilah. Kitab al-'Aqidah an-Nasafiyah yang berbicara tentang teologi, juga mengawali pembahasannya dg menjelaskan konsep ilmu dalam pandangan Islam.
Para Sahabat Menuntut Ilmu
Tidak mudah menggambarkan para Sahabat menuntut Ilmu. Bukan karena sedikitnya data, namun karena melimpah ruahnya riwayat tentang hal itu sehingga mustahil ditulis dalam makalh ringkas ini. Sebagai bukti, adalah terawatnya ribuan hadits-hadits Rosululloh dalam berbagai kitab yg shahih dan kredibel. Jika tidak ada tradisi Ilmu yg sangat kuat ditengah2 mereka tentu kita di jaman ini akan bernasib sama dg kaum Nasrani dan Yahudi, dimana agama mereka telah kehilangan otentisitas karena sumber2 aslinya tidak terawat dan tidak mungkin ditelusuri kembali.
Banyak diantara Sahabat yang kemudian dikenal sbg " Raja Perawi Hadits ", dimana mereka menhafal dan mentransisikan kembali puluhan, ratusan sampai ribuan hadits Nabi secara lisan dari ingatan mereka. Pada generasi berikutnya, rekor ini dipecahkan dg lebih spektakuler lagi. Menurut sebuah catatan, Imam al-Bukhari menghafal sekitar 100.000 hadits shahih, dan kurang lebih 200.000 hadits lainnya dari berbagai tingkatan.
Adalah mengherankan, bahwa para Sahabat sangat teliti memperhatikan "peragaan" Rosululloh dalam segala hal. Bahkan, banyak diantaranya yg sangat sepele dan jarang diperhatikan. Riwayat tentang rambut, jumlah uban, bentuk wajah, postur tubuh, gigi, cara berjalan, dll diingat dengan baik. Ada riwayat yg melimpah tentang cara menyisir rambut, memakai alas kaki, masuk kamar kecil, cara berpakain, dsb. Sebagian kecil adalah mencatat, dan mayoritas menghafalnya dilkuar kepala. Seluruh "peragaan" itu kemudian dikenal sebagai as-Sunnah, yg mencakup ucapan, tindakan, keputusan, dan gambaran sifat Rosululloh SAW.
Rabu, 01 April 2009
Kedudukan Ilmu dalam Islam
Oleh KH. Ishaq Lathif (dengan sedikit perubahan)
Kedudukan Ilmu Dalam Islam
Pepatah mengatakan :
1.Berikirlah kamu diwaktu pagi
2.Bekerjalah kamu diwaktu siang
3.Makanlah kamu diwaktu sore
4.Tidurlah kamu diwaktu malam
Maksudnya adalah :
1.Belajarlah dikala Masih Muda
Pergunakan waktu sebaik-baiknya, karena keberhasilan orang yang sedang menuntut ilmu adalah yang pandai mengatur waktu secara efektif. Kedisiplinan seseorang sangat berpengaruh kepada cara belajar orang itu sendiri. Pembagian waktu yang efektif akan memudahkan kita untuk dapat belajar serta menuntut ilmu dengan tenang.
Selama ini banyak sekali orang gagal dalam menuntut ilmu, hal ini dikarenakan penggunaan waktu yang tidak efektif dan efisien. Banyak waktu yang digunakan untuk mencari sesuatu yang justru tidak bermanfaat dan menenggelamkan manusia dalam kubangan kenistaan. Karena waktu yang hilang tidak akan kembali, waktu itu ibarat pedang siapa yang tidak dapat memanfaatkanya maka ia akan merasakan suatu penderitaan yang sangat karenanya.
Kerugian dalam materi dan harta tidaklah sebanding dengan kerugian manusia karena kehilangan dan mensia-siakan waktu. Sebenarnya Allah SWT sudah memperingatkan umat manusia agar menggunakan waktu sebaik mungkin dan tidak mensia-siakanya, hal ini termaktub dalam surat Al-Ashri (demi ashar).
Manusia akan mengeluh dan menyesal apabila tiba saatnya kita untuk terjun secara langsung kepada masyarakat, akan tetapi waktu kita untuk menuntut ilmu banyak yang kita buang percuma, bukan suatu kebanggan yang akan kita peroleh. Cemoohan dan sumpah serapahlah yang akan kita peroleh. Seorang penyair berkata :
sayyidi lakal ayyaamu maa kunta jaahilaan - wa yaktiika bil akhbaari maalam tujawwidi
(hari-hari yang akan datang akan menyatakan bahwa engkau bodoh, dan berita-berita tentang kekurangan perbekalan andapun sampai juga kepada anda)
Buang jauh-jauh sifat sombong dalam menuntut ilmu, dan jangan pernah merasa puas serta pandai dengan apa yang telah dimiliki, karena pada hakikatnya segala macam ilmu yang kita miliki itu tidak ada secuil dari ilmu-ilmu Allah.
2.Amalkan Ilmu Kalau Sudah Dewasa
Makin besar ilmu yang kita miliki maka makin besar pula tanggung jawab kita terhadap ilmu tersebut. Kewejibanlah bagi seseorang yang berilmu untuk mengamalkan serta mengajarkan ilmu yang ia miliki terhadap masyarakat yang ada. Akan tetapi walaupun sudah seperti itu, bukan berarti kita berhenti untuk belajar. Justru dengan keadaan semacam itu kita akan terus terpacu untuk belajar, karena ilmu yang diamalkan itu tidak akan habis akan tetapi malah akan bertambah.
Sabda Rosulullah SAW :
andaikata seseorang boleh merasa cukup dengan ilmunya, niscaya Nabi Musa as. Lah yang paling merasa cukup.
Dari sini dapat kita ambil hikmah, bahwasanya seorang nabi dan rosul seprti nabi Musa As. Yang oleh Nabi Muhammad sendiri diakui sebagai orang yang cukup akan ilmu masih terus belajar, masih ada Nabi Khidir yang memiliki ilmu yang tidak dimiliki oleh Nabi Musa As. Ingat diatas langit masih ada langit.
Jangan sampai kita dibutakan oleh urusan ekonomi dan bisnis semata sehingga kewajiban kita untuk mengamalkan dan mengajarkan ilmu jadi terbengkalai, sehingga masyarakat tetap dalam kubangan kebodohan yang sangat.
Akan tetapi semua itu tak akan berguna apabila kita tidak memiliki keikhlasan dalam menjalankanya serta banyak kesombongan yang timbul dihati kita. Jangan pernah berharap akan dihormati orang lain apabila kita tidak mau menghormati orang lain. Jangab pernah menganggap remeh kepada orang laindan menjadikannya sebagai budak. Karena harkat mertabat manusia di mata Allah itu sama hanya kadar keimananlah yang membedakan mereka. Disini kita perlu mengingat pesan Sayyidina Abu Bakar Shiddiq kepada para tentaranya :
perbaikilah dirimu, maka niscaya manusia yang lain akan berbuat baik terhadapmu.
Oleh karena itu cobalah untuk menghargai diri sendiri, maka manusia lain juga akan mengahrgai anda.
3.Hari Tua Tinggal Menikmati Hasilnya
Segala amal perbuatan yang telah kita lakukan baik itu perbuatan yang baik ataupun buruk pasti akan kita terima balasanya dari Allah SWT pada saat tua nanti. Apabila selama hidup kita banyak melakukan amal baik maka niscaya pada saat usia tidak muda lagi kita akan merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hidup. Begitu pula sebaliknya, apabila banyak kejahatan dan pekerjaan yang tidak baik kita lakukan maka niscaya disaat tua hidup kita tidak akan ada dalam ketenangan, justru kita akan dihantui perasaan bersalah dan penyesalan yang sangatlah yang akan kita jalani. Seperti perkataan seorang penyair :
(laqod ghorosuu hatta akalnaa wainnanaa - lanaghrosu hatta ya'kulu naasu ba'danaa)
(sungguh karena orang-orang tua dulu yang telah menanamlah, sehingga kita dapat memakan buahnya. Maka, sekarang kita (dituntut) menanam sehingga dapat dimakan oleh orang-orang yang akan datang)
4.Kalau Mati, Matilah Dengan Tenang
Apabila nanti kita mati (dan itu pasti,-pen) tinggalkanlah kesan yang baik bagi orang-orang disekitar kita. Matilah dalam keadaan tenang dan penuh kedamaian tanpa adanya sakarathul maut yang menyakitkan.
Hal itu hanya akan tercapai apabila kita dapat berbuat kebaikan dalam seumur hidup kita. Dan bagaimana melakukan kebaikan itu hanya dapat kita ketahui dengan ilmu pengetahuan. Dunia ini akan terasa hanya selebar daun kelor jika kita memiliki banyak ilmu. Bahkan dunia ini akan kurang apabila seluruh ilmu Allah diturunkan kepada manusia.
Ilmu itu berasal dari Allah dan akan kembali kepadanya, begitu pula dengan manusia. Allah tidak pernah mengambil ilmu secara langsung dari dunia ini. Ilmu yang ada akan diambil secara perlahan oleh Allah dari dunia ini sehingga ilmu itu akan habis, dan apabila itu sudah terjadi maka itu adalah hari kiamat. Ilmu diambil oleh Allah dengan cara mematikan orang-orang yang pandai dan memiliki banyak ilmu, kalau kita lihat paradigma sekarang banyak sekali orang baik, berilmu dan bertaqma meninggal dalam usia muda, akan tetapi para penjahat justru memiliki umur yang lebih panjang.
Do'a Nabi Ibrahim As :
Ya Allah (ya tuhanku) berikanlah kepadaku Hikmah (ilmu yang bermanfaat) dan masukkan aku kedalam golongan orang-orang yang shaleh. Dan jadikan aku buah bibir yang baik bagi orang-orang yang datang kemudian
Menurut pendapat sebagian ulama, sebagaimana tersirat dalam doa tersebut disunnahkan bagi kita untuk mencari sebutan yang baik, karena sebutan yang baik adalah umur yang kedua.
Kedudukan Ilmu Dalam Islam
Pepatah mengatakan :
1.Berikirlah kamu diwaktu pagi
2.Bekerjalah kamu diwaktu siang
3.Makanlah kamu diwaktu sore
4.Tidurlah kamu diwaktu malam
Maksudnya adalah :
1.Belajarlah dikala Masih Muda
Pergunakan waktu sebaik-baiknya, karena keberhasilan orang yang sedang menuntut ilmu adalah yang pandai mengatur waktu secara efektif. Kedisiplinan seseorang sangat berpengaruh kepada cara belajar orang itu sendiri. Pembagian waktu yang efektif akan memudahkan kita untuk dapat belajar serta menuntut ilmu dengan tenang.
Selama ini banyak sekali orang gagal dalam menuntut ilmu, hal ini dikarenakan penggunaan waktu yang tidak efektif dan efisien. Banyak waktu yang digunakan untuk mencari sesuatu yang justru tidak bermanfaat dan menenggelamkan manusia dalam kubangan kenistaan. Karena waktu yang hilang tidak akan kembali, waktu itu ibarat pedang siapa yang tidak dapat memanfaatkanya maka ia akan merasakan suatu penderitaan yang sangat karenanya.
Kerugian dalam materi dan harta tidaklah sebanding dengan kerugian manusia karena kehilangan dan mensia-siakan waktu. Sebenarnya Allah SWT sudah memperingatkan umat manusia agar menggunakan waktu sebaik mungkin dan tidak mensia-siakanya, hal ini termaktub dalam surat Al-Ashri (demi ashar).
Manusia akan mengeluh dan menyesal apabila tiba saatnya kita untuk terjun secara langsung kepada masyarakat, akan tetapi waktu kita untuk menuntut ilmu banyak yang kita buang percuma, bukan suatu kebanggan yang akan kita peroleh. Cemoohan dan sumpah serapahlah yang akan kita peroleh. Seorang penyair berkata :
sayyidi lakal ayyaamu maa kunta jaahilaan - wa yaktiika bil akhbaari maalam tujawwidi
(hari-hari yang akan datang akan menyatakan bahwa engkau bodoh, dan berita-berita tentang kekurangan perbekalan andapun sampai juga kepada anda)
Buang jauh-jauh sifat sombong dalam menuntut ilmu, dan jangan pernah merasa puas serta pandai dengan apa yang telah dimiliki, karena pada hakikatnya segala macam ilmu yang kita miliki itu tidak ada secuil dari ilmu-ilmu Allah.
2.Amalkan Ilmu Kalau Sudah Dewasa
Makin besar ilmu yang kita miliki maka makin besar pula tanggung jawab kita terhadap ilmu tersebut. Kewejibanlah bagi seseorang yang berilmu untuk mengamalkan serta mengajarkan ilmu yang ia miliki terhadap masyarakat yang ada. Akan tetapi walaupun sudah seperti itu, bukan berarti kita berhenti untuk belajar. Justru dengan keadaan semacam itu kita akan terus terpacu untuk belajar, karena ilmu yang diamalkan itu tidak akan habis akan tetapi malah akan bertambah.
Sabda Rosulullah SAW :
andaikata seseorang boleh merasa cukup dengan ilmunya, niscaya Nabi Musa as. Lah yang paling merasa cukup.
Dari sini dapat kita ambil hikmah, bahwasanya seorang nabi dan rosul seprti nabi Musa As. Yang oleh Nabi Muhammad sendiri diakui sebagai orang yang cukup akan ilmu masih terus belajar, masih ada Nabi Khidir yang memiliki ilmu yang tidak dimiliki oleh Nabi Musa As. Ingat diatas langit masih ada langit.
Jangan sampai kita dibutakan oleh urusan ekonomi dan bisnis semata sehingga kewajiban kita untuk mengamalkan dan mengajarkan ilmu jadi terbengkalai, sehingga masyarakat tetap dalam kubangan kebodohan yang sangat.
Akan tetapi semua itu tak akan berguna apabila kita tidak memiliki keikhlasan dalam menjalankanya serta banyak kesombongan yang timbul dihati kita. Jangan pernah berharap akan dihormati orang lain apabila kita tidak mau menghormati orang lain. Jangab pernah menganggap remeh kepada orang laindan menjadikannya sebagai budak. Karena harkat mertabat manusia di mata Allah itu sama hanya kadar keimananlah yang membedakan mereka. Disini kita perlu mengingat pesan Sayyidina Abu Bakar Shiddiq kepada para tentaranya :
perbaikilah dirimu, maka niscaya manusia yang lain akan berbuat baik terhadapmu.
Oleh karena itu cobalah untuk menghargai diri sendiri, maka manusia lain juga akan mengahrgai anda.
3.Hari Tua Tinggal Menikmati Hasilnya
Segala amal perbuatan yang telah kita lakukan baik itu perbuatan yang baik ataupun buruk pasti akan kita terima balasanya dari Allah SWT pada saat tua nanti. Apabila selama hidup kita banyak melakukan amal baik maka niscaya pada saat usia tidak muda lagi kita akan merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hidup. Begitu pula sebaliknya, apabila banyak kejahatan dan pekerjaan yang tidak baik kita lakukan maka niscaya disaat tua hidup kita tidak akan ada dalam ketenangan, justru kita akan dihantui perasaan bersalah dan penyesalan yang sangatlah yang akan kita jalani. Seperti perkataan seorang penyair :
(laqod ghorosuu hatta akalnaa wainnanaa - lanaghrosu hatta ya'kulu naasu ba'danaa)
(sungguh karena orang-orang tua dulu yang telah menanamlah, sehingga kita dapat memakan buahnya. Maka, sekarang kita (dituntut) menanam sehingga dapat dimakan oleh orang-orang yang akan datang)
4.Kalau Mati, Matilah Dengan Tenang
Apabila nanti kita mati (dan itu pasti,-pen) tinggalkanlah kesan yang baik bagi orang-orang disekitar kita. Matilah dalam keadaan tenang dan penuh kedamaian tanpa adanya sakarathul maut yang menyakitkan.
Hal itu hanya akan tercapai apabila kita dapat berbuat kebaikan dalam seumur hidup kita. Dan bagaimana melakukan kebaikan itu hanya dapat kita ketahui dengan ilmu pengetahuan. Dunia ini akan terasa hanya selebar daun kelor jika kita memiliki banyak ilmu. Bahkan dunia ini akan kurang apabila seluruh ilmu Allah diturunkan kepada manusia.
Ilmu itu berasal dari Allah dan akan kembali kepadanya, begitu pula dengan manusia. Allah tidak pernah mengambil ilmu secara langsung dari dunia ini. Ilmu yang ada akan diambil secara perlahan oleh Allah dari dunia ini sehingga ilmu itu akan habis, dan apabila itu sudah terjadi maka itu adalah hari kiamat. Ilmu diambil oleh Allah dengan cara mematikan orang-orang yang pandai dan memiliki banyak ilmu, kalau kita lihat paradigma sekarang banyak sekali orang baik, berilmu dan bertaqma meninggal dalam usia muda, akan tetapi para penjahat justru memiliki umur yang lebih panjang.
Do'a Nabi Ibrahim As :
Ya Allah (ya tuhanku) berikanlah kepadaku Hikmah (ilmu yang bermanfaat) dan masukkan aku kedalam golongan orang-orang yang shaleh. Dan jadikan aku buah bibir yang baik bagi orang-orang yang datang kemudian
Menurut pendapat sebagian ulama, sebagaimana tersirat dalam doa tersebut disunnahkan bagi kita untuk mencari sebutan yang baik, karena sebutan yang baik adalah umur yang kedua.
PENTINGNYA ILMU DALAM ISLAM
PENTINGNYA ILMU DALAM ISLAM
Sejak lebih seribu empat ratus tahun dahulu Islam telah mengajar kita bahawa tiap-tiap satu perkara yang ingin kita laksanakan dengan sempurna mestilah didahului dengan ilmu. Ilmu adalah asas kepada kesempurnaan. “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan. Menjadikan manusia dari segumpal darah.” Itu adalah ayat AlQuran yang mempastikan bahawa Muhammad SAW itu adalah seorang nabi lagi rasul.Itulah ayat AlQuran yang pertama didengungkan ketelinganya.Ayat-ayat itu pula menyentuh tentang Ilmu. Tentu saja membaca itu adalah suatu ilmu. Dan yang dibaca juga bersifat ilmu. Demikianlah AlQuran menggambarkan kedudukan Ilmu dalam Islam.
Sebab itu dalam tradisi Islam, orang yang berilmu amat dimuliakan. Kedudukannya dalam masyarakat adalah amat mulia.Bahkan merekalah pengganti para nabi dan rasul yang sudah tiada lagi di dunia ini. Dalam satu hadith yang dinukilkan oleh AlGhazali dalam kitabnya Ihya Ulumidin bermaksud “Sheikh itu adalah seperti nabi bagi kaumnya,’ menggambarkan betapa kedudukan seorang Sheikh (seorang ketua kaum/ahli Ilmu) itu setelah ketiadaan para nabi. Ahli ilmulah pengganti para nabi dan rasul. Demikianlah tradisi Islam.
Dalam satu permasalahan yang lain, Takwa misalnya, ianya tidak akan dapat dicapai oleh seseorang manusia Muslim melainkan mestilah dengan Ilmu pengetahuan.
Ilmu itulah yang menentukan kedudukan takwa seseorang. Dan takwa itu pula tidak dapat dipisahkan dari seorang ulama. Ini bermakna hanyalah orang yang bertakwa sahajalah yang dianggap ulama yang sebenar. Dan Ulama yang sebenar msetilah bertakwa dan berilmu. Kata “ulama “ itu sendiri adalah kata jamak (plural) dari perkataan “alim”, iaitu orang yang mengetahui, orang yang berilmu. Sebab itu Islam menggalakkan umatnya mempunyai ilmu yang cukup dalam melaksanakan satu-satu tugas seperti sembahyang misalnya. Perlaksanaan sembahyang tidak akan sempurna jika seseorang itu tidak mengetahui tentang cara-cara mengambil wudu’, bersuci, membaca AlQuran dengan betul (tartil) dan segala rukun sembahyang yang lainnya. Ini menunjukkan betapa Islam itu meletakkan martabat ilmu di atas segala yang lain, iaitu sebelum seseorang itu melaksanakan sesuatu perkara.
Bahkan Islam sebenarnya mewajibkan setiap anggota masyarakatnya memiliki ilmu. Dalam satu hadith disebutkan” menuntut ilmu itu adalah wajib ke atas setiap orang Muslim. Dengan demikian, untuk menjadi seorang Muslim yang sempurna kita mestilah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Islam itu sendiri, iaitu berilmu.
Sejak lebih seribu empat ratus tahun dahulu Islam telah mengajar kita bahawa tiap-tiap satu perkara yang ingin kita laksanakan dengan sempurna mestilah didahului dengan ilmu. Ilmu adalah asas kepada kesempurnaan. “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan. Menjadikan manusia dari segumpal darah.” Itu adalah ayat AlQuran yang mempastikan bahawa Muhammad SAW itu adalah seorang nabi lagi rasul.Itulah ayat AlQuran yang pertama didengungkan ketelinganya.Ayat-ayat itu pula menyentuh tentang Ilmu. Tentu saja membaca itu adalah suatu ilmu. Dan yang dibaca juga bersifat ilmu. Demikianlah AlQuran menggambarkan kedudukan Ilmu dalam Islam.
Sebab itu dalam tradisi Islam, orang yang berilmu amat dimuliakan. Kedudukannya dalam masyarakat adalah amat mulia.Bahkan merekalah pengganti para nabi dan rasul yang sudah tiada lagi di dunia ini. Dalam satu hadith yang dinukilkan oleh AlGhazali dalam kitabnya Ihya Ulumidin bermaksud “Sheikh itu adalah seperti nabi bagi kaumnya,’ menggambarkan betapa kedudukan seorang Sheikh (seorang ketua kaum/ahli Ilmu) itu setelah ketiadaan para nabi. Ahli ilmulah pengganti para nabi dan rasul. Demikianlah tradisi Islam.
Dalam satu permasalahan yang lain, Takwa misalnya, ianya tidak akan dapat dicapai oleh seseorang manusia Muslim melainkan mestilah dengan Ilmu pengetahuan.
Ilmu itulah yang menentukan kedudukan takwa seseorang. Dan takwa itu pula tidak dapat dipisahkan dari seorang ulama. Ini bermakna hanyalah orang yang bertakwa sahajalah yang dianggap ulama yang sebenar. Dan Ulama yang sebenar msetilah bertakwa dan berilmu. Kata “ulama “ itu sendiri adalah kata jamak (plural) dari perkataan “alim”, iaitu orang yang mengetahui, orang yang berilmu. Sebab itu Islam menggalakkan umatnya mempunyai ilmu yang cukup dalam melaksanakan satu-satu tugas seperti sembahyang misalnya. Perlaksanaan sembahyang tidak akan sempurna jika seseorang itu tidak mengetahui tentang cara-cara mengambil wudu’, bersuci, membaca AlQuran dengan betul (tartil) dan segala rukun sembahyang yang lainnya. Ini menunjukkan betapa Islam itu meletakkan martabat ilmu di atas segala yang lain, iaitu sebelum seseorang itu melaksanakan sesuatu perkara.
Bahkan Islam sebenarnya mewajibkan setiap anggota masyarakatnya memiliki ilmu. Dalam satu hadith disebutkan” menuntut ilmu itu adalah wajib ke atas setiap orang Muslim. Dengan demikian, untuk menjadi seorang Muslim yang sempurna kita mestilah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Islam itu sendiri, iaitu berilmu.
Langganan:
Postingan (Atom)